Secara tiba-tiba.. malam ini sekelebat bayangan masa depan
lewat di dalam pemikiranku. Pertanyaan-pertanyaan retorik yang ujungnya sudah
pasti tidak akan pernah aku temui, lagi-lagi mengambang naik ke permukaan rasa.
Bisa nggak, ya, aku lulus dari jurusan ini suatu hari nanti? Apakah
akan benar-benar ada hari dimana aku diwisuda di hadapan kedua orangtuaku dan
dengan bangga menyandang gelar seorang arsitek? Apa seorang aku bisa
menyelesaikan kuliah jurusan serumit ini? Apa aku benar-benar akan bertahan
sampai nanti tugas akhir dan melalui masa-masa paling suram yang banyak dosenku
bilang? Benarkah aku akan benar-benar menghadapinya? For real? To be sure?
Tapi, ada satu sudut di hatiku yang bilang.. bahwa cepat atau pun
lambat, aku pasti berhenti.
Karena ini semua tentang seorang aku.
Malam ini aku hampir putus asa.. karena seingin ini aku tau tentang
masa depanku. Seingin ini aku melihat langsung apa yang akan terjadi di 2-5
tahun kedepan. Aku benar-benar ingin merasa takut sekarang atau nyaman
sekarang. Aku benar-benar ingin tau kejelasannya. Karena posisiku yang diambang
titik antara ini.. semakin kalap memaksaku membayangkan sendiri jawabannya.
Mereka bilang, karena aku sudah melangkah sejauh ini.. makanya
aku harus bertahan. Toh, semua orang
mengalaminya dan ada banyak orang yang berhasil. Kenapa aku tidak bisa? Dan lagi,
aku juga harus mengingat tuanya umurku saat ini. Betapa terlambatnya aku jika
ku mulai ini semua dari sekarang.
Ya, semudah itu. Aku pun tau itu benar.
Tapi, mereka lainnya bilang, mumpung aku baru melangkah sejauh
itu.. makanya aku harus secepatnya keluar dari dunia yang bukan mauku. Karena hidup
hanya sekali, dan karena aku masih semuda ini. Mereka hanya tidak ingin aku
terlambat.
Ya, itu pun tidak salah.
Sayangnya.. aku tidak seberani itu untuk mengambil resiko dan
peluang yang terbuka bersamaan dan menjadi satu paket dalam bungkusan bernama
keputusan. Dan karena aku masih belum bisa memprediksi apa yang lebih mungkin
terjadi di masa depanku.. aku pun semakin ragu.
Jadi, hanya jika.. sekali saja. Tuhan membuka bathinku
dilapisan sepersekian.. dan membiarkanku mengintip masa depanku untuk menjadi
lebih lega atau bisa juga untuk menjadi lebih waspada.. hidupku mungkin tidak
akan serumit ini. Ya, kan?
Lagi.. sayangnya, hidup tidak selalu berjalan seperti apa yang
kita inginkan. Dan dalam kamusku malah.. hidup SELALU berjalan sesuai dengan
apa yang TIDAK aku INGINKAN. Lucu, bukan?
Malam ini aku menemukan pertanyaan sarkastik-ku terasa miris
dipandang. Dan hidupku pun terasa semakin menyedihkan dirasa. Karena aku tau
persis.. “hanya jika”-ku itu adalah kemustahilan.
Jadi, bisa apa aku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar