Untuk:
kamu, yang kukatakan terbaik.
Dari: aku.
Satu kata yang teramat sederhana dan tidak menarik.
Aku akan mengungkapkan sebuah
rahasia yang kututup rapat dalam hati. Yang rangkaian katanya hanya tersimpan
dalam kepala. Rahasia tentang rasa yang saat ini sudah sulit untuk kubendung.
Karena apapun yang menyangkut kamu, selalu berhasil membuat rasa ini semakin
besar dan tumbuh tinggi dalam dada.
Tentang sayang yang aku tegaskan
hanya sebatas kakak adik, itu dusta pertamaku. Aku tidak pernah memandangmu
sebagai kakak, menyayangimu karena punggungmu yang selalu tegap melindungiku,
ataupun mengagumimu karena kata-kata lembutmu yang selalu kau tujukan padaku
saat aku melakukan kesalahan. Semua yang terangkum dalam kepala tentangmu,
hanya menyatu untuk menjadi suatu rasa bernama cinta.
Kamu
tak hanya membuatku menyayangimu. Tapi juga membuatku mencintaimu.
Rahasia lain adalah aku sama sekali
tak mempermasalahkan jika kamu senang hanya karena tau bahwa aku merindukanmu.
Bahwa sapaanku adalah pancinganku agar kita bertemu dalam satu lagi percakapan
seru.
“kenapaaa? Kangen ya? Hehehe…”
Walaupun aku mengerucutkan bibir dan
berlagak sebal karena melihat tingkahmu yang kelewat percaya diri, sebenarnya
ada perasaan bahagia dan aku sama sekali tidak mempermasalahkannya. Kau tau?
Bertemu denganmu dan mencintaimu membuatku kehilangan ego dan keangkuhan diri.
Hanya dihadapanmu.
Tapi mungkin kau akan bertanya-tanya
mengapa aku memutuskan untuk menghilang jika memang benar keegoisanku hilang
jika menghadapimu. Jadi, jawabannya adalah karena aku hanya lelah dengan kisah
yang kelewat panjang ini. Kenapa hanya selalu aku yang mencintaimu? Kenapa
hanya aku yang merindukanmu setiap detik? Bahkan aku merindukanmu saat kita
tengah berbincang via telfon.
Aku mencari sikap yang sama darimu.
Dan aku lelah karena tidak pernah menemukannya. Karena itulah aku memutuskan
untuk menghilang. Melepaskan semua hal tentangmu sehingga kita sama. Tak ada
rindu, tak ada cinta.
Rahasia berikutnya yang akan membuatmu
terkejut adalah aku mengetahui kebodohan-mu. Betapa bodohnya kamu karena tidak
menyadari bahasa tubuhku yang geram setiap kamu bercerita tentangnya. Padahal
sudah sangat jelas bahwa aku cemburu setiap kamu memberikan perhatian lebih
padanya! Setiap kamu berkata dengan gugup bahwa tidak akan pernah ada sesuatu
diantara kalian! Setiap aku langsung dapat membaca bahwa kamu mengharapkan
sesuatu yang lebih darinya!
Hei! Kamu sangat bodoh!
Disini, saat ini, ada aku yang tak
pernah berhenti memikirkanmu. Bahkan sulit tidur karena memikirkan apa yang
tengah kau lakukan. Apakah hatimu sedang baik, apakah kamu sehat, apakah kamu
sedang baik-baik saja disana, apakah kamu bahagia, apakah kamu tidak kesepian,
dan pikiran-pikiran yang selalu didominasi olehmu. Tapi kamu malah memikirkan
orang yang sama sekali tidak pantas untuk menerima perhatianmu! Untuk orang
yang memanfaatkanmu untuk menjadi diarynya yang bisa bebas ia coret-coret. Ia
ceritakan keluh kesahnya tentang orang lain. Membuatmu sakit hati sendiri. Dan
bahkan, saat kamu sakit hati itupun, AKULAH YANG TAU!
Oke, mungkin aku sudah mengungkapkan
rahasia lainnya. Bahwa aku sangat membenci perempuan itu. Orang yang tak jera
menyakiti hatimu walaupun kamu selalu bersedia untuk disakiti dengan cara
seperti itu. Kenapa harus dia? Kenapa kamu tak melihatku saja?
Jika kamu pernah berkata bahwa
hatimu sedih melihatnya sedih, dan kamu khawatir karena orang serapuh dia
menanggung beban hati yang sangat berat, tak terpikirkah dalam benakmu? Siapa
yang seharusnya kamu sikapi begitu? Ya, orang ini. Yang tengah menanggung fakta
bahwa kamu teramat mencintainya. Memilih untuk tersakiti deminya. Bukan malah
memilihku dan mencoba mencintaiku, yang lebih tulus mencintaimu.
Ada begitu banyak rahasia yang aku
tutup rapat darimu. Tapi untuk saat ini, aku harap kamu puas hanya dengan
beberapa fakta ini. :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar