Senin, 14 September 2015

Tentang Satu Rasa

Untuk: kamu, yang kukatakan terbaik.
Dari: aku. Satu kata yang teramat sederhana dan tidak menarik.

        Aku akan mengungkapkan sebuah rahasia yang kututup rapat dalam hati. Yang rangkaian katanya hanya tersimpan dalam kepala. Rahasia tentang rasa yang saat ini sudah sulit untuk kubendung. Karena apapun yang menyangkut kamu, selalu berhasil membuat rasa ini semakin besar dan tumbuh tinggi dalam dada.
      Tentang sayang yang aku tegaskan hanya sebatas kakak adik, itu dusta pertamaku. Aku tidak pernah memandangmu sebagai kakak, menyayangimu karena punggungmu yang selalu tegap melindungiku, ataupun mengagumimu karena kata-kata lembutmu yang selalu kau tujukan padaku saat aku melakukan kesalahan. Semua yang terangkum dalam kepala tentangmu, hanya menyatu untuk menjadi suatu rasa bernama cinta.
         Kamu  tak hanya membuatku menyayangimu. Tapi juga membuatku mencintaimu.
     Rahasia lain adalah aku sama sekali tak mempermasalahkan jika kamu senang hanya karena tau bahwa aku merindukanmu. Bahwa sapaanku adalah pancinganku agar kita bertemu dalam satu lagi percakapan seru.
          “kenapaaa? Kangen ya? Hehehe…”
         Walaupun aku mengerucutkan bibir dan berlagak sebal karena melihat tingkahmu yang kelewat percaya diri, sebenarnya ada perasaan bahagia dan aku sama sekali tidak mempermasalahkannya. Kau tau? Bertemu denganmu dan mencintaimu membuatku kehilangan ego dan keangkuhan diri. Hanya dihadapanmu.
       Tapi mungkin kau akan bertanya-tanya mengapa aku memutuskan untuk menghilang jika memang benar keegoisanku hilang jika menghadapimu. Jadi, jawabannya adalah karena aku hanya lelah dengan kisah yang kelewat panjang ini. Kenapa hanya selalu aku yang mencintaimu? Kenapa hanya aku yang merindukanmu setiap detik? Bahkan aku merindukanmu saat kita tengah berbincang via telfon.
      Aku mencari sikap yang sama darimu. Dan aku lelah karena tidak pernah menemukannya. Karena itulah aku memutuskan untuk menghilang. Melepaskan semua hal tentangmu sehingga kita sama. Tak ada rindu, tak ada cinta.
           Rahasia berikutnya yang akan membuatmu terkejut adalah aku mengetahui kebodohan-mu. Betapa bodohnya kamu karena tidak menyadari bahasa tubuhku yang geram setiap kamu bercerita tentangnya. Padahal sudah sangat jelas bahwa aku cemburu setiap kamu memberikan perhatian lebih padanya! Setiap kamu berkata dengan gugup bahwa tidak akan pernah ada sesuatu diantara kalian! Setiap aku langsung dapat membaca bahwa kamu mengharapkan sesuatu yang lebih darinya!
           Hei! Kamu sangat bodoh!
      Disini, saat ini, ada aku yang tak pernah berhenti memikirkanmu. Bahkan sulit tidur karena memikirkan apa yang tengah kau lakukan. Apakah hatimu sedang baik, apakah kamu sehat, apakah kamu sedang baik-baik saja disana, apakah kamu bahagia, apakah kamu tidak kesepian, dan pikiran-pikiran yang selalu didominasi olehmu. Tapi kamu malah memikirkan orang yang sama sekali tidak pantas untuk menerima perhatianmu! Untuk orang yang memanfaatkanmu untuk menjadi diarynya yang bisa bebas ia coret-coret. Ia ceritakan keluh kesahnya tentang orang lain. Membuatmu sakit hati sendiri. Dan bahkan, saat kamu sakit hati itupun, AKULAH YANG TAU!
          Oke, mungkin aku sudah mengungkapkan rahasia lainnya. Bahwa aku sangat membenci perempuan itu. Orang yang tak jera menyakiti hatimu walaupun kamu selalu bersedia untuk disakiti dengan cara seperti itu. Kenapa harus dia? Kenapa kamu tak melihatku saja?
      Jika kamu pernah berkata bahwa hatimu sedih melihatnya sedih, dan kamu khawatir karena orang serapuh dia menanggung beban hati yang sangat berat, tak terpikirkah dalam benakmu? Siapa yang seharusnya kamu sikapi begitu? Ya, orang ini. Yang tengah menanggung fakta bahwa kamu teramat mencintainya. Memilih untuk tersakiti deminya. Bukan malah memilihku dan mencoba mencintaiku, yang lebih tulus mencintaimu.

       Ada begitu banyak rahasia yang aku tutup rapat darimu. Tapi untuk saat ini, aku harap kamu puas hanya dengan beberapa fakta ini. :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar