Jumat, 24 Juni 2016

Daftar Lagu INFINITE (Part II)

Playlist lagu infinite solo & subunit di hpku:
A.     Sunggyu:
1.       60 seconds
2.      Because
3.      Daydream
4.      I need you
5.      Kontrol
6.      Light
7.      Only tears (Sunggyu’s solo vers.)
B.     Woohyun:
1.       Close your eyes
2.      Gravity
3.      Nod nod
4.      Scent
5.      Stand by me
6.      That person
7.      Time
8.      Write.. (instrumental)
C.     Hoya:
1.       Cover; all of me by john legend
2.      Cover; kiss me by zion. T
3.      Cover; problem by ariana grande
4.      Cover; real love by crucial star
5.      Cover; uphill road by yoon jongshin
6.      Pretending it’s okay
D.     L
1.       I miss you ost. My lovely girl (feat. N sonic)
2.      In the rain (Masked Singer)
3.      Love u like u ost. Shut up flower boy band
E.     Infinite H
1.       Pretty
2.      Special girl (feat. Key shinee)
3.      Crying (feat. Baby soul lovelyz)
F.      Infinite F
1.       Heartbeat ost. High school love on
2.      I like you
3.      My girl
G.     Infinite V
1.       The day the sun rises (immortal song 2)


Please always support infinite! Support the boys and happy fasting, muslims!

Daftar Lagu INFINITE

Hi, guys!
Udah lama banget, banget, aku nggak bahas tentang infinite, ya? XD
Jangan langsung down, ya, begitu baca nama sakral itu (lol) ataupun bosan karena hidupku isinya mereka semua XD /mian
Pagi ini aku ingat hutangku. Aku pernah bilang bahwa aku bakal nulis lagu-lagu mereka lagi. Tapi, karena review lagu mereka itu butuh perjuangan panjang—musti kumpulin sumber sebanyak-banyaknya dan aku super sibuk sekarang ini—aku jadi males. Makanya, sampai sekarang pun belum ada kemajuan.
Nah, daripada keburu habis waktuku *horror :’D, dan belum sempet aku memenuhi keinginanku sendiri itu.. mending aku langsung aja deh bahas lagu mereka. Tapi, tanpa review. Aku cuma mau ngasih tau playlist lagu infinite yang ku punya di hp. Siapa tau bisa jadi referensi buat inspirit baru yang mau dengerin lagu mereka, tapi adanya itu-itu aja.
Check it out!


Can you smile (remake ver.)
Request (A)
Still I miss you (A)
A person like me (A+)
Amazing (A)
As good as its get (A+)
Back (A+)
Back to me (dashi dorawa)
Bad (A+)
Be mine
Beautiful (A+)
Before the down (A+)
Betting (instrumental) (A+)
Between me and you (A+)
Breathe (A)
Cover girl
Destiny (A+)
Diamond (A+)
Entrust (A)
Feel so bad (A+)
Fixed star (A)
Follow me (A+)
I like you
In the summer (A)
Inception
Julia
Just another lonely night (japan)
Last romeo (A+)
Love letter (A+)
Love of my life (japan) (A)
24 hours (japan) (A)
Man in love
Mom (A+)
Moonlight (A+)
Only tears (A+)
Paradise (A+)
Real story (A)
Reflex
Rosinante
She’s back
Shot (A+)
Shower (A+)
Step (A+)
The chaser (A)
Tic toc (A)
Together (A+)
Voice of my heart (A+)
Welcome to our dream (instrumental)
White confession (A+)
Wings (A+)
With (A+)
Going to you (A+)

A+ = favorite banget
A = favorite

please always support infinite!

part II: http://fxdstar28.blogspot.co.id/2016/06/daftar-lagu-infinite-part-ii.html

Jumat, 17 Juni 2016

Seorang Aku

Pengen, gitu.. menjadi seorang “Upit”—lagi. Yang kekanakannya over dose. Yang bisa sebebasnya mengekspresikan kebahagiaan maupun kesedihan tanpa beban. Yang nggak fake. Yang nggak sesuram ini.
Ya, intinya malam ini.. aku kangen pribadiku yang dulu.
Seorang aku yang punya begitu banyak orang di sekelilingku yang mengikuti demi melihat tawaku, demi mendengar leluconku. Seorang aku yang bisa tertawa terbahak-bahak hingga hampir habis nafasku dan sampai kakunya otot perutku. Seorang aku yang selalu bisa memperlihatkan kesedihanku dengan baik. Aku, yang saat sedang bersedih atau marah.. semua orang yang memandangku bisa memahami dan mengerti. Membaca dengan jelas sedang dimana parameter mood-ku berhenti. Seorang aku yang tidak terlihat sekuat ini diluar.
Entah sejak kapan.. aku baru ini menyadari bahwa.. aku tidak pernah lagi tertawa dengan tulus. Aku tidak pernah lagi menceritakan pengalaman keseharianku dengan bebas seperti dulu, yang tidak pernah peduli apakah pengalamanku itu benar-benar bernilai untuk dibicarakan atau tidak. Tidak peduli apakah orang yang mendengarkanku akan bosan atau tidak. Apakah pengalamanku ini benar-benar lucu atau tidak. Entah sejak kapan.. aku menyadari bahwa seorang aku kini tidak pernah lagi tertawa hingga hampir habis nafasku. Tawaku hanyalah sebuah formalitas saat mendengar lelucon seseorang yang ditertawai oleh banyak orang lainnya. Aku yang sekarang hanya seorang pendiam yang mengikuti arus. Entah sejak kapan.. aku menyadari bahwa tidak pernah aku tidak menyetujui pendapat oranglain. Tidak pernah aku mengatakan suatu hal yang akan menyakiti oranglain ataupun menentang pemikiran oranglain. Aku menjadi sejalan dengan kebanyakan manusia normal di sekitarku. Dan baru aku sadari.. bahwa hidupku membosankan.
Aku sekarang.. mungkin terlihat sebagai seorang baikhati yang hanya melepaskan topengnya di rumahku. Dan total melepaskan tipuku saat duduk menekuk lutut, menulis kalimat-kalimat yang tadinya tergambar kepalaku.. di dalam sebuah kotak kecil bernama kamar, sendirian. Seperti malam ini. Hanya disini.. aku bisa menjadi aku.
Entah sejak kapan.. dunia nyataku mengecil sebegininya.
Beberapa hari ini aku bertanya-tanya.. apa yang salah? Darimana ini semua bermula? Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi? Kurunan tahun dalam tiga per dua bagian dari hidupku.. aku menjadi seseorang bernama ‘Upit’. Dan hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun dalam hidupku.. aku berubah menjadi seseorang yang asing. Seseorang yang membosankan. Yang hidup dalam arus. Yang sibuk mengenakan topeng. Bersandiwara. Yang bahkan aku sendiri pun tidak mengenalnya.
Ahya, makanya.. ku nikmati kesendirianku berjalan pulang, berdiri di dalam kotak gerbong. Memandang rumah-rumah penduduk, jalanan, maupun manusia yang ku lewati sekilas. Sambil membiarkan isi kepalaku meliar. Dan berusaha hidup dalam lamunan. Menghindari kunci tatapan dengan oranglain agar tidak harus dengan repotnya ku tarik otot wajahku untuk ku buat raut senyuman.
Apa yang salah? Sejak kapan? Bagaimana bisa?
Saat sibuknya aku mencari jawaban.. baru saja tadi.. aku menyadari bahwa aku sendiri. Dan mungkin, arah ini terjadi sejak kesendirianku ku nikmati saja. Saat perlahan tanpa sadar.. ku bangun penolakan terhadap manusia baru maupun ruang baru. Saat tanpa sadar, seringkali aku berusaha menjauh dari orang-orang yang membuka lengannya untuk mengajakku masuk. Saat tanpa ku ketahui.. lama-lama aku semakin sendiri dan tidak punya siapapun lagi.
Dan malam ini, aku merindukan seorang ‘Upit’. Aku merindukan tawaku yang aku banggakan. Aku merindukan lantangnya suaraku saat menceritakan berbagai macam hal tentang pengalamanku. Aku merindukan debaran jantungku saat berusaha dengan keras agar diterima oleh lingkungan yang baru. Aku merindukan pikiran naifku saat banyak orang berusaha berbaik hati padaku. Aku juga merindukan saat dimana bisa bebas aku menghardik seseorang. Aku rindu memberi tanda pada dunia bahwa perasaanku sedang tidak baik. Aku rindu bermusuhan dengan sahabatku dan diam-diam bersedih di rumah karena kita berjauhan. Aku rindu mengungkapkan perasaan sebalku dengan bebas walaupun berakhir dengan masalah lainnya. Aku rindu.
Aku hanya merindukan masa lalu.
Aku hanya merindukan suasana dulu.

Aku hanya merindukan diriku.

Minggu, 05 Juni 2016

"Hanya Jika"-Ku

Secara tiba-tiba.. malam ini sekelebat bayangan masa depan lewat di dalam pemikiranku. Pertanyaan-pertanyaan retorik yang ujungnya sudah pasti tidak akan pernah aku temui, lagi-lagi mengambang naik ke permukaan rasa.
Bisa nggak, ya, aku lulus dari jurusan ini suatu hari nanti? Apakah akan benar-benar ada hari dimana aku diwisuda di hadapan kedua orangtuaku dan dengan bangga menyandang gelar seorang arsitek? Apa seorang aku bisa menyelesaikan kuliah jurusan serumit ini? Apa aku benar-benar akan bertahan sampai nanti tugas akhir dan melalui masa-masa paling suram yang banyak dosenku bilang? Benarkah aku akan benar-benar menghadapinya? For real? To be sure?
Tapi, ada satu sudut di hatiku yang bilang.. bahwa cepat atau pun lambat, aku pasti berhenti.
Karena ini semua tentang seorang aku.
Malam ini aku hampir putus asa.. karena seingin ini aku tau tentang masa depanku. Seingin ini aku melihat langsung apa yang akan terjadi di 2-5 tahun kedepan. Aku benar-benar ingin merasa takut sekarang atau nyaman sekarang. Aku benar-benar ingin tau kejelasannya. Karena posisiku yang diambang titik antara ini.. semakin kalap memaksaku membayangkan sendiri jawabannya.
Mereka bilang, karena aku sudah melangkah sejauh ini.. makanya aku harus bertahan. Toh, semua orang mengalaminya dan ada banyak orang yang berhasil. Kenapa aku tidak bisa? Dan lagi, aku juga harus mengingat tuanya umurku saat ini. Betapa terlambatnya aku jika ku mulai ini semua dari sekarang.
Ya, semudah itu. Aku pun tau itu benar.
Tapi, mereka lainnya bilang, mumpung aku baru melangkah sejauh itu.. makanya aku harus secepatnya keluar dari dunia yang bukan mauku. Karena hidup hanya sekali, dan karena aku masih semuda ini. Mereka hanya tidak ingin aku terlambat.
Ya, itu pun tidak salah.
Sayangnya.. aku tidak seberani itu untuk mengambil resiko dan peluang yang terbuka bersamaan dan menjadi satu paket dalam bungkusan bernama keputusan. Dan karena aku masih belum bisa memprediksi apa yang lebih mungkin terjadi di masa depanku.. aku pun semakin ragu.
Jadi, hanya jika.. sekali saja. Tuhan membuka bathinku dilapisan sepersekian.. dan membiarkanku mengintip masa depanku untuk menjadi lebih lega atau bisa juga untuk menjadi lebih waspada.. hidupku mungkin tidak akan serumit ini. Ya, kan?
Lagi.. sayangnya, hidup tidak selalu berjalan seperti apa yang kita inginkan. Dan dalam kamusku malah.. hidup SELALU berjalan sesuai dengan apa yang TIDAK aku INGINKAN. Lucu, bukan?
Malam ini aku menemukan pertanyaan sarkastik-ku terasa miris dipandang. Dan hidupku pun terasa semakin menyedihkan dirasa. Karena aku tau persis.. “hanya jika”-ku itu adalah kemustahilan.

Jadi, bisa apa aku?

Rabu, 01 Juni 2016

About Love



“After all, love is about timing. If you don’t say the right thing at the right moment—no matter how much fate was involved in this relationship—everything will be ruined. Even if you regret it, it’ll be too late.”

-Someone