Setelah sekian
lama hidup dan menemukan perasaan-perasaan baru tentang hidup, akhirnya aku
tahu bahwa—dirundung keegoisan—manusia bisa melakukan banyak hal dan mengambil
keputusan yang sangat salah. Pun, tentang kisah kita.
Aku tahu,
jika aku mencoba untuk menjelaskan kembali apa yang sebenarnya terjadi selama
tujuh tahun belakangan semenjak aku memutuskan untuk meninggalkanmu, kamu akan
menganggapku tengah membela diri. Mencoba mengembalikan kesanku yang dulu
selalu kamu katakan dengan tulus. Bahwa aku adalah orang yang baik hati, karena
itulah kamu merasa nyaman dan mencoba mengubah haluan hubungan yang terjalin di
antara kita.
Tapi, aku
tidak punya motif lain yang aku sembunyikan dari tiap-tiap perkataan ini. Aku,
hanya merasa bersalah padamu. Karena telah membuatmu menjadi korban dari
keegoisanku atas sifat baikku.
Kamu harus
tahu, bahwa tidak pernah sekalipun aku ingin menyakitimu. Karena kamu adalah
laki-laki paling baik hati, paling tulus, dan paling tidak dapat membuatku
pergi.
Tapi kala
itu, aku hanya berfikir dari sisi yang salah dan seenaknya memutuskan untuk
pergi. Dengan dalih “demi kamu”.
Usahaku untuk
menjadi lebih baik dan untuk mencari jalan terbaik dari permasalahan kala itu..
hanya membawa kita menuju cerita yang seperti ini. Yang membuatmu meringis
sakit hanya dengan mengingat namaku.
Maaf.
Aku hanya
tidak ingin kehilangan kamu dan dia.
Kamu tahu
persis seberapa pentingnya arti persahabatan bagiku. Kamu tahu persis
sebagaimana sahabat-sahabatku dapat dengan mudahnya membuat hidupku lebih
berwarna dan lebih bahagia. Sehingga membuat aku menjadi aku sampai hari ini. Pun,
tentang dia.
Dan seandainya
kamu merenungkan lebih keras, cerita yang terjadi antara kita itu.. juga berkat
dia. Dia membawaku dengan ceria. Padamu. Membuat kita bersalaman dan saling
menyebutkan nama. Memberi kita ruang dan waktu untuk membuat kenangan baru.
Dan aku
tidak bisa hanya menutup mataku. Aku seseorang yang tidak bisa hanya
berpura-pura melupakan kebaikan hati seseorang yang sangat tulus.
Tapi aku,
cukup jahat dengan tidak menyadari perasaannya. Dan kamu pun tahu, bahwa ia
tulus menyayangimu. Lebih dulu dan jauh lebih lama dariku. Dia pun sering
diam-diam menjagamu, membantumu, berusaha memberikan yang terbaik untukmu.
Aku hanya
tidak bisa diam begitu saja melihat kebaikan orang lain, dibalas dengan keadaan
seperti itu, dan itu semua terjadi hanya karena seorang aku. Seseorang yang
sejatinya tidak benar-benar pantas untukmu.
Malam itu—hari
ini aku mengaku—aku sempat berfikir berulang kali sebelum akhirnya
menghadapimu. Saat aku ingin bertahan, aku kembali teringat bahwa aku selalu
saja harus membuatmu bersabar menghadapi sikapku yang terkadang menyebalkan. Sedangkan
dia, dialah yang selalu bertahan dan bersabar menghadapi sikapmu yang terkadang
acuh padanya. Aku hanya berfikir, bahwa jika aku mempertahankan “kita”, itu
sangat tidak adil baginya. Jadi, keputusanku menjadi seperti itu.
Tanpa pernah
benar-benar aku bercerita.. sejujurnya pagi itu, tanganku gemetar menggenggam
ponsel dan menekan satu demi satu huruf tak bertanggung jawab yang selanjutnya
membuat hatimu sakit sekian lama. Hingga tujuh tahun lamanya kamu berusaha
untuk tetap membenciku.
Ya, aku
berusaha untuk memecahkan kata “kita” yang kamu perjuangkan mati-matian. Seolah
tidak menghargai usahamu.
Aku mengingat
jelas perasaanku yang mengawang-awang saat beberapa menit setelah pesanku
terkirim, ponselku berbunyi dan memperlihatkan namamu terpampang dilayarnya
sebagai pemanggil. Aku pun masih ingat ragunya jariku menari di atas keypad ponsel sebelum akhirnya menekan
dengan ragu tombol angkat.
“kita
putus.” kataku, tanpa tedeng aling-aling. Memberimu jeda untuk mencerna
kalimatku yang sangat tiba-tiba itu.
Kemudian,
aku mendengar helaan nafasmu yang kecewa dengan perkataan kejamku diwaktu
sepagi itu.
“Ge..”
“kita
putus, Gas.”
Kamu kembali
diam. Dan dengan gemetar, aku kembali mengulang perkataanku. Mati-matian
menekankan nada tegas dalam suaraku yang sebenarnya parau bukan main.
“maaf,
Gas. Kita putus.”
Dan tanpa
menunggu jawabanmu lagi, aku memutuskan hubungan.
Kamu tak
pernah tahu, bahwa kejadian itu banyak mendominasi mimpi burukku. Dirundung rasa
bersalahku, aku berharap kamu akan kembali menghubungiku dan meminta
penjelasanku.
Tapi,
apa?
Maaf jika
terdengar seperti menyalahkanmu. Tapi, seandainya saja, setelah itu kamu
memintaku untuk kembali, aku pasti akan kembali.
Aku,
dirundung egoku, menunggu kamu untuk memintaku kembali.
Tapi,
hari itu, tak seperti kamu yang biasanya.. kamu malah tidak berusaha bertahan. Kamu
tidak bisa lagi bertahan atas keegoisanku. Aku tahu, sepertinya aku telah lewat
dari batas yang kamu ciptakan. Dan kamu memutuskan untuk tidak mencobanya lagi.
Seakan menghukumku agar kembali mengingat kesabaranmu selama ini yang kamu
berikan hanya untuk seorang aku.
Lalu akhirnya
aku tahu persis alasanmu. Alasan dari lelahmu yang memuncak. Bahwa ada masalah
lain dalam hidupmu yang benar-benar membuatmu jatuh. Dan aku malah menambah
masalah itu.
Itu dosaku.
Maaf. Atas
apa yang telah aku lakukan padamu tujuh tahun yang lalu. Dan maaf. Atas ungkapanku
hari ini tentang apa yang telah terjadi selama tujuh tahun belakangan sejak
kamu memutuskan untuk pergi.
Aku hanya
ingin membuatmu tahu. Dan setidaknya membuatmu sedikit menghilangkan
kebencianmu pada nama ini.
Maaf karena
tetap membela diriku seperti ini.
Tapi,
hari ini aku tidak lagi mengais kamu untuk kembali. Akhirnya aku menyadari
bahwa laki-laki sebaik kamu.. memang tidak pantas untukku. Dan perempuan egois
seperti aku.. tidak pantas untukmu. Tuhan Maha Adil. Mungkin itulah alasan
dibalik peristiwa itu.
Fagas,
aku hanya berharap Dia memberikan yang terbaik untukmu. Memberikan orang yang
benar-benar pantas untukmu, perempuan yang benar-benar bisa menjaga hatimu.
Terima kasih
atas kebaikan hatimu dulu dan maaf atas keegoisanku dulu.
New COIN CASINO Sites 2021 ᐈ New Player Exclusive Bonuses
BalasHapusGet a New 인카지노 COIN CASINO Site 제왕카지노 for your gaming needs today. The หาเงินออนไลน์ latest online casino list includes a list of new COIN casinos on our site.