Minggu, 13 Desember 2015

Damai Itu

Sekali ini saya mencoba membuka mata dan menghadapi hal buruk yang paling saya benci dalam hidup.
Yakni, kebiasaan merasa paling benar dengan cara penyampaian pembenaran paling salah.
Sebelumnya akan saya katakan, bahwa jika saya membenci sikap seperti itu, bukan berarti saya bersih dari perbuatan semacam itu. Saya pun pernah jatuh dan melakukan kesalahan. Sama seperti kebanyakan manusia. Namun, belakangan saya berusaha keras untuk menahan diri dan menutup mata dari luapan emosi kalimat demi kalimat yang mudah sekali tertuang didunia maya. Dan perlahan beranjak kedunia nyata.
Sikap itu selalu.. menjadi salah satu api kecil yang dapat membuat hati terbakar. Dan akhirnya, terjadilah ajang saling membenci dan memusuhi.
Saya bukan sang maha benar. Bukan pula sang maha pintar.
Saya hanya.. mengharapkan pola pikir saya yang saya tuangkan tepat didepan pandangan anda ini—manusia istimewa yang Tuhan pilih untuk menginjakkan kaki didunia ini—dapat membuat anda sejenak berfikir dan memanjakan hati anda. Membersihkan noda kebenciannya, dan membuatnya kembali berkilau.
Mari sejenak merenungi kembali hati kita. Yang didalamnya masih ada kasih sayang yang semestinya dicurahkan kepada orang sekitar. Lihatlah dia, ingatlah kembali perbuatan baiknya itu—sekecil apapun—yang pernah membuat anda bahagia. Dia mungkin pernah memberikan senyuman sekilas kepada anda yang tanpa sadar sempat membuat hati anda menghangat dan membuat anda ikut tersenyum. Hey, itu perbuatan baik kecil yang bermakna besar! Anda harus tau bahwa senyum adalah obat sakit hati paling mujarab. Walau senyum terpaksa sekalipun.
Ingat lagi?
Nah, berusahalah mengingat lagi. Karena, tidak ada manusia yang benar-benar hanya pernah melakukan perbuatan buruk didunia ini sebagaimana tidak ada manusia yang benar-benar hanya pernah melakukan perbuatan baik didunia ini.
Saya hanya ingin menyebarkan pada dunia.. bahwa tidak akan pernah ada hal baik yang datang dari kesombongan. Walaupun atas dasar ilmu yang kita punya. Jika anda merasa benar, tahanlah dulu pendapat anda. Tarik dan hembuskan dulu nafas anda secara perlahan. Lalu, sampaikanlah dengan pilihan kata terbaik yang anda bisa, dengan disertai senyuman termanis yang anda punya.
Ya, malam ini saya mengharapkan ada secercah damai yang melingkupi hati segelintir manusia yang Tuhan takdirkan membaca beberapa kalimat ini. Dan ada kasih sayang baru lagi yang bisa disebarkan didunia yang indah ini.

#PrayForTheWorld #KeepSpreadingLove #Peace :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar